
Pelajaran Hidup dari Muaythai
Di Thailand muaythai adalah olahraga yang sangat merakyat. Seperti tinju di dunia Barat, Muaythai sering kali merupakan jalan keluar dari kemiskinan. Banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari kisah-kisah para praktisi Muaythai. Salah satu dari praktisi muaythai tersebut adalah Lerdsila, seorang petarung muaythai yang menjuari berbagai kejuaraan. Termasuk juga menjadi juara di stadium Lumpinee. Stadium Lumpinee adalah stadium paling bergengsi untuk petarung muaythai di Thailand mengawali karir dari keluarga sederhana. Berikut nilai hidup dari beliau
1. Disiplin adalah Hal Utama!
“Tanpa disiplin, saya tidak mungkin mencapai posisi saya saat ini,” katanya.
Dia tidak selalu berkomitmen ke seni bela diri. Memulai karirnya pada usia 7 tahun, Lerdsila – seperti anak-anak lain – lebih suka keluar bermain bersama teman-temannya.
Namun ia menyadari apa yang dipertaruhkan di dalam ring – kejayaan pribadi dan kemampuan untuk memberikan penghasilan bagi keluarganya – maka ia memprioritaskan latihan diatas segalanya.
2. Rasa Syukur atas Kejayaan
“Setiap hari saya bersyukur atas Muay Thai dan kehidupan yang diberikan [olahraga] itu,” katanya.
Di masa mudanya, ia bekerja di ladang dengan orang tuanya demi mendapatkan uang untuk makan. Ia dapat meninggalkan kehidupan tersebut berkat kemampuannya sebagai seniman bela diri.
Tetapi masih dibutuhkan kerja keras untuk meraih posisi puncak dalam olahraga ini, serta yang terpenting, dukungan banyak orang. Ia pun berterima kasih atas semua yang mereka berikan kepadanya.
3. Seni Beladiri Memperluas Wawasan
Dalam perjalanannya, ia bertemu banyak orang dan dengan bekerja sama dengan mereka – sebagai murid, pesaing, juara, guru, dan duta Muay Thai dunia – serta bertumbuh sebagai seorang atlet dan manusia.
“Saya telah belajar untuk bekerjasama dengan banyak orang di berbagai skenario – di seluruh dunia,” katanya.
4. Respect is Everything!
Kita harus selalu menghormati lawan dan selalu menunjukkan sikap sportif,” katanya.
Terlepas saat ia sedang berlaga, merayakan kemenangan, atau merawat diri setelah kalah, atlet kelahiran Phuket ini selalu memegang teguh prinsip tersebut.